BAB IV : GEJALA ALAM DI INDONESIA DAN NEGARA TETANGGA
Kondisi cuaca dan iklim di muka bumi saat ini terlihat makin bervariasi dan menyimpang. Saat ini kalian sering melihat dan mungkin mengalami sendiri berbagai macam gejala alam seperti banjir, gempa bumi, kebakaran hutan, tanah longsor, dan lain-lain. Gejala alam tersebut tidak hanya dijumpai di negara Indonesia tetapi juga dapat dialami oleh negara lain.
A. Peristiwa Alam di Indonesia
Gejala alam atau peristiwa alam adalah suatu keadaan atau peristiwa yang tidak biasa, yang ditimbulkan oleh alam. Di Indonesia sering terjadi gejala atau peristiwa alam. Gejala atau peristiwa alam antara lain gunung meletus, banjir, gempa bumi, angin topan, tsunami, dan tanah longsor. Gejala alam ini timbul disebabkan oleh alam,tetapi ada juga gejala alam yang disebabkan oleh ulah manusia yang tidak bertanggung jawab.
Gejala alam atau peristiwa alam adalah suatu keadaan atau peristiwa yang tidak biasa, yang ditimbulkan oleh alam. Di Indonesia sering terjadi gejala atau peristiwa alam. Gejala atau peristiwa alam antara lain gunung meletus, banjir, gempa bumi, angin topan, tsunami, dan tanah longsor. Gejala alam ini timbul disebabkan oleh alam,tetapi ada juga gejala alam yang disebabkan oleh ulah manusia yang tidak bertanggung jawab.
1. Macam-macam Gejala Alam yang Terjadi di Indonesia
a. Gunung Meletus
Di
Indonesia terdapat banyak gunung berapi yang masih aktif. Perlu kalian
ketahui bahwa hanya gunung berapi yang masih aktif yang dapat meletus.
Mengapa gunung berapi dapat meletus? Gunung berapi meletus karena
terjadi gerakan magma dari perut bumi dan keluar melalui permukaan
bumi. Gunung api yang pernah meletus antara lain Gunung Kelud, Gunung
Galunggung, Gunung Agung, Gunung Merapi, dan lain-lain.
Gunung berapi atau gunung api secara umum adalah istilah yang dapat didefinisikan sebagai suatu sistem saluran fluida panas (batuan dalam wujud cair atau lava) yang memanjang dari kedalaman sekitar 10 km di bawah permukaan bumi sampai ke permukaan bumi, termasuk endapan hasil akumulasi material yang dikeluarkan pada saat meletus.
Gunung berapi terdapat dalam beberapa bentuk sepanjang masa hidupnya. Gunung berapi yang aktif
mungkin berubah menjadi separuh aktif, istirahat, sebelum akhirnya
menjadi tidak aktif atau mati. Bagaimanapun gunung berapi mampu
istirahat dalam waktu 610 tahun sebelum berubah menjadi aktif kembali.
Oleh itu, sulit untuk menentukan keadaan sebenarnya dari suatu gunung
berapi itu, apakah gunung berapi itu berada dalam keadaan istirahat
atau telah mati.
Apabila gunung berapi meletus, magma yang terkandung di dalam kamar magmar di bawah gunung berapi meletus keluar sebagai lahar atau lava. Selain daripada aliran lava, kehancuran oleh gunung berapi disebabkan melalui berbagai cara seperti berikut:
- Aliran lava.
- Letusan gunung berapi.
- Aliran lumpur.
- Abu.
- Kebakaran hutan.
- Gas beracun.
- Gelombang tsunami.
- Gempa bumi.
b. Gempa Bumi
Gempa
bumi adalah getaran atau goncangan yang terjadi karena pergeseran
lapisan bumi yang berasal dari bawah permukaan bumi. Faktor pemicu
terjadinya gempa adalah pergeseran lapisan bawah bumi dan letusan
gunung yang dahsyat. Gempa bumi datangnya tidak mampu diprediksi
sebelumnya. Kejadiannya begitu cepat dengan dampak yang begitu
hebatnya. Akibat yang ditimbulkannya pun sangat luar biasa karena
mencakup wilayah yang sangat luas bahkan sampai ke luar batas negara.
Sifat getaran gempa bumi yang sangat kuat dan merambat ke segala arah
mampu menghancurkan bangunan-bangunan yang kuat sehingga korban nyawa
tidak dapat dihindarkan. Berdasarkan penyebabnya gempa bumi dibedakan
menjadi:
1) Gempa bumi tektonik, yaitu gempa yang terjadi karena adanya pergeseran kerak bumi.
2) Gempa bumi vulkanik, yaitu gempa yang terjadi karena letusan gunung api.
3) Gempa tanah runtuh, yaitu gempa yang disebabkan karena runtuhnya tanah.
Pada
pertengahan tahun 2006 terjadi gempa bumi yang hebat di Daerah
Istimewa Yogyakarta. Gempa ini kekuatannya mencapai 5,9 skala richter.
Kejadian tersebut menelan banyak korban jiwa karena tertimpa reruntuhan
bangunan. Penduduk mengungsi ke tempat yang aman seperti di tanah
lapang atau jalan-jalan besar. Mereka mendirikan tenda-tenda darurat
sebagai tempat tinggal sementara.
gempa di Sumatera Barat |
c. Tsunami
Tsunami (bahasa Jepang: 津波; tsu = pelabuhan, nami = gelombang, secara harafiah
berarti "ombak besar di pelabuhan") adalah perpindahan badan air yang
disebabkan oleh perubahan permukaan laut secara vertikal dengan
tiba-tiba. Perubahan permukaan laut tersebut bisa disebabkan oleh gempa bumi yang berpusat di bawah laut, letusan gunung berapi bawah laut, longsor bawah laut, atau atau hantaman meteor di laut. Gelombang tsunami dapat merambat ke segala arah. Tenaga yang dikandung dalam gelombang tsunami adalah tetap terhadap fungsi ketinggian dan kelajuannya. Di laut dalam, gelombang
tsunami dapat merambat dengan kecepatan 500-1000 km per jam. Setara
dengan kecepatan pesawat terbang. Ketinggian gelombang di laut dalam
hanya sekitar 1 meter. Dengan demikian, laju gelombang tidak terasa
oleh kapal yang sedang berada di tengah laut. Ketika mendekati pantai,
kecepatan gelombang
tsunami menurun hingga sekitar 30 km per jam, namun ketinggiannya
sudah meningkat hingga mencapai puluhan meter. Hantaman gelombang
Tsunami bisa masuk hingga puluhan kilometer dari bibir pantai.
Kerusakan dan korban jiwa yang terjadi karena Tsunami bisa diakibatkan
karena hantaman air maupun material yang terbawa oleh aliran gelombang
tsunami.
Jika
gempa bumi terjadi di daerah dekat atau dasar laut maka dapat
mengakibatkan gelombang tsunami. Gelombang tsunami adalah gelombang
besar yang terbentuk dari dasar laut akibat adanya gempa. Pada tanggal
26 Desember 2004 di Nanggroe Aceh Darussalam dan Sumatra Utara terjadi
gempa bumi berskala 8,9 skala richter di dasar laut yang mengakibatkan
gelombang tsunami yang paling dahsyat dan merupakan bencana alam
internasional. Kurang lebih 120.000 orang meninggal dunia dan hilang.
Tahun 2006 tepatnya pada tanggal 16 Maret, Indonesia dilanda tsunami
lagi tepatnya di daerah sekitar Pantai Pangandaran. Pada saat itu
terjadi gempa bumi di dasar laut dengan kekuatan gempa sekitar 6,8
skala richter.
Nangro Aceh Darussalam, Indonesia |
d. Banjir
Banjir
merupakan luapan air yang melebihi batas, hal ini terjadi jika terjadi
hujan secara terus menerus tanpa henti. Banjir merupakan gejala alam
yang sering melanda wilayah Indonesia.
Jenis dan penyebab utama banjir
- Banjir dapat terjadi ketika air meluap di permukaan kedap air (misalnya akibat hujan) dan tidak dapat terserap dengan cepat (orientasi lemah atau penguapan rendah).
- Rangkaian badai yang bergerak ke daerah yang sama.
- Berang-berang pembangun bendungan dapat membanjiri wilayah perkotaan dan pedesaan rendah, umumnya mengakibatkan kerusakan besar.
Peristiwa
banjir bandang kembali menimpa ibu kota Jakarta bulan Februari 2007.
Hampir seluruh wilayah Jabodetabek terendam air. Peristiwa alam ini
menelan banyak korban jiwa. Beberapa korban yang mengungsi di berbagai
penampungan mulai terserang penyakit.
e. Angin Topan
Angin topan adalah pusaran angin
kencang dengan kecepatan angin 120 km/jam atau lebih yang sering
terjadi di wilayah tropis di antara garis balik utara dan selatan,
kecuali di daerah-daerah yang sangat berdekatan dengan khatulistiwa.[1] Angin topan disebabkan oleh perbedaan tekanan dalam suatu sistem cuaca.[rujukan?]
Angin paling kencang yang terjadi di daerah tropis ini umumnya
berpusar dengan radius ratusan kilometer di sekitar daerah sistem
tekanan rendah yang ekstrem dengan kecepatan sekitar 20 Km/jam.[1]
Angin
topan merupakan pergerakan angin yang sangat kencang sehingga mampu
memporak-porandakan benda-benda yang dilewatinya. Jika kekuatan angin
topan tersebut besar akan mampu merobohkan rumah atau pohon-pohon yang
besar. Di Indonesia terjadi pada awal tahun 2004 di daerah Batu Layar,
Lombok, Nusa Tenggara Barat dan di Katon, Bali. Tahun 2006
f. Tanah Longsor
Tanah
longsor merupakan gejala alam yang terjadi di sekitar kawasan
pegunungan. Semakin curam kemiringan lereng satu kawasan, semakin besar
kemungkinan terjadi longsor. Di Pulau Sumatra sering terjadi peristiwa
tanah longsor yang menelan
korban harta benda dan jiwa.
penyebab utama kejadian ini adalah gravitasi yang memengaruhi suatu lereng yang curam, namun ada pula faktor-faktor lainnya yang turut berpengaruh:
- erosi yang disebabkan aliran air permukaan atau air hujan, sungai-sungai atau gelombang laut yang menggerus kaki lereng-lereng bertambah curam
- lereng dari bebatuan dan tanah diperlemah melalui saturasi yang diakibatkan hujan lebat
- gempa bumi menyebabkan getaran, tekanan pada partikel-partikel mineral dan bidang lemah pada massa batuan dan tanah yang mengakibatkan longsornya lereng-lereng tersebut
- gunung berapi menciptakan simpanan debu yang lengang, hujan lebat dan aliran debu-debu
- getaran dari mesin, lalu lintas, penggunaan bahan-bahan peledak, dan bahkan petir
- berat yang terlalu berlebihan, misalnya dari berkumpulnya hujan atau salju
Longsor di Jawa Barat |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar